Bangga dan Galang "Bangga" Menjadi Milenial Pertanian

By Admin


nusakini.com - Ramadhan tiba, seluruh umat muslim di berbagai belahan dunia menyambutnya gembira, walaupun pandemi covid-19 masih membayangi. Walaupun sedang berpuasa, masyarakat tetap melakukan aktifitas seperti biasanya tak terkecuali sektor pertanian.

Di Dusun Umbulsari Desa Kaliasri Kecamatan Kalipare yang berjarak sekitar 40 km dari ibu kota kabupaten Malang, dapat kita temukan Kelompok Tani (Poktan) Tani Makmur. Bukan poktan biasa, poktan ini telah melakukan upaya regenerasi pertanian. Agus Sutawan Ketua Pengurus Poktan Tani Makmur telah berhasil menyerahkan tongkat estafet pembangunan pertanian ke kedua putranya yakni Bangga (30 tahun) dan Galang (20 tahun). 

Jika dilihat dari jumlah penduduk yang ada di Desa Kaliasri, ternyata datanya cukup signifikan, dari total 5592 jiwa 34%nya merupakan generasi milienial. Namun, tak banyak yang terjun ke sektor pertanian. Bangga dan Galang adalah contoh milenial yang mencoba memilih jalan hidupnya untuk terjun menekuni dunia pertanian dengan fokus di sektor peternakan. Sudah 3 tahun ini mereka bergelut dengan kotoran sapi, rumput dan pembuatan silase yang sangat membantunya dalam pemenuhan pakan ternak. 

Bagi BPP Kecamatan Kalipare, kedua milenial tersebut dapat dijadikan model pengembangan usaha skala pedesaan. Berbekal pengalaman ayahnya, bimbingan dari penyuluh setempat serta mencari informasi melalui media daring telah mampu memelihara 16 ekor sapi potong. Mulai dari membersihkan kandang, memberi pakan hijauan, silase dan konsentrat, memberi minum dan jamu sehingga hingga

mengolah limbah kotoran ternak pun mereka lakukan.

Kiswanto seorang penyuluh Kec.Kalipare mengatakan bahwa ternak terus menjadi primadona karena kerjanya jelas dan hasilnya jelas. Bukan Cuma itu saja, kotoran ternaknya juga bisa menjadi emas, tentu setelah melewati proses fermentasi yang baik. Bayangkan, dalam setahun kami dapat memperoleh omzet 500 juta lebih dengan beternak sapi potong. Jadi tidak ada alasan bahwa milenial takut dengan kotoran sapi yang bau, mencari rumput dan tidak bekerja di kantor. Mereka tetap bisa menjadi orang terhormat, bisa berdasi dan dalam waktu setidaknya 4 tahun, mobil baru menanti mereka. Ibaratnya, setelah korona terbitlah mobil baru", papar Kiswanto.

Ketika ditanya apakah ada dampak dari pandemi covid-19 terhadap usaha ternak sapinya, Bangga dan Galang menuturkan bahwa sementara ini aman-aman saja. Kami belum melihat ada masalah yang mempengaruhi usaha ternak kami, meskipun pemberitaan sangat ramai dan mengharuskan kita waspada. Bedanya adalah ketika kami pergi keluar untuk misalnya cari pakan, kami harus memperhatikan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, seloroh Galang yang sangat optimis bahwa usahanya akan baik-baik saja.

Sementara Bangga kakaknya menambahkan bahwa untuk harga sapi sendiri saat ini kita pantau normal, dan kita harap akan terus normal hingga akhir bulan Juli nanti. Jika kita hitung harga saat ini, untuk 16 ekor sapi kita bisa mencapai 240 juta”. 

Atas keberhasilannya tersebut, Galang dipercaya mengkoordinir Bidang Peternakan oleh Anggota Poktan Tani Makmur. Untuk Bangga dan Galang menjadi petani diusia muda sangatlah membanggakan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi selalu menekankan bahwa ditangan generasi milienial lah tanggung jawab pembangunan pertanian berada. Lahirnya milenial sepertu Bangga dan Galang mencerminkan bahwa dunia pertanian adalah sektor yang membanggakan dan menjanjikan. (Lely)